SELAMAT DATANG
Wong Kito

About me

Diposting oleh Indra Putra On 07.15 0 komentar


Saya Indra putra umur 38 tahun sekolah
di Teknik Pertambangan Unsri PAlembang tamat tahun 1994.

Artikel - Tutorial - GIS - Trik komputer

Diposting oleh Indra Putra On 16.01 0 komentar


Cara Setting Jaringan,Router,Network Bridge connection Berbasis Windows
Thursday, April 30, 2009 11:08 AM


Ini salah satu tutorial membuat Jaringan dengan menggunakan Router dengan OS Windows, Sangat sederhana bisa di pakai untuk warnet, support dengan sofware - sofware bajakan, Untuk Billing Ip addresnya di sesuaikan saja, maksudnya Ip billingnya menyesuaikan biar connect.kebetulan aku sudah pernah coba dengan Indo billing,trus aku coba pakai billing explorer juga bisa. kalau untuk perkantoran dan rumah lebih enak lagi. ISP yang digunakan Fast Media 1.5 Mb, lumayan nyaman deh.. untuk konfigurasi setting router dan modemnya First Media biar bisa disharing, baca tutorial berikutnya, linknya http://www.windowsnetworking.com

Cara Mendapatkan Uang dari ngeBlog di Internet (Make Money Blogging)
Saturday, April 25, 2009 7:05 PM
Cara Mendapatkan Uang dari Blog (Make Money Blogging)



Mulanya saya belajar ngeblog secara otodidak di freehosting blogspot.com. Hingga kini sebenarnya masih lebih banyak otodidaknya melalui informasi yang disediakan google dan juga yahoo. Dan itulah proses yang panjang dan melelahkan! Perjalanan panjang yang menyita bukan saja waktu, tenaga, materi dan juga kerja saya yang hanya berawal dari orang perantauhan dan kerja jadi buruh di Jakarta, awalnya ikut kerja kuli bangunan trus kerja di mebel sebagai kuli tukang plitur dan juga angkat – angkat barang untuk dikemas dalam container untuk paket pengiriman, itulah yang kini menjadi modal besar untuk semakin bersemangat dan bersyukur dengan keadaanku sekarang mencari sesuatu yang baik untuk perjalanan nasibku. Sampai di mana nantinya?
Menurut saya, tidak akan pernah ada titik puncak di bisnis blogging dan internet marketing ini. Sepanjang manusia masih membutuhkan internet sebagai bagian dari keniscayaan peradaban modern, maka sepanjang itu pula inovasi dan improvisasi bisnis online juga dilangsungkan. Nah, di manakah posisi anda saat ini?

Banyak ilmu berharga yang bisa dipelajari di internet Untuk mendapatkan penghasilan dari blog. Secara keseluruhan, program - program yang dapat diikuti untuk menghasilkan uang dari blog dapat kita kelompokkan menjadi beberapa bagian besar, antara lain:

Pay Per Click (PPC)
Shopping Networks
Affiliate Marketing
Inline Contextual Ads
Paid Text Links
Pay Per Post/Paid Review
Ad Networks
Pop-Up Ads
Lain-lain

Bagian pertama tentang Cara Mendapatkan Uang dari Blog (Make Money Blogging) ini, saya hanya akan mengulas tentang Pay Per Click (PPC) dan Shopping Networks saja.,Sambungan ulasan berikutnya nanti kalo dah dapat ilmu lagi Semoga bisa membantu karena saya juga masih belajar, Jadi sama - sama belajar Autodidak. Walaupun masi h sederhana bisa membantu kita semua untuk semakin sukses di dunia blogging dan internet marketing.

PAY PER CLICK ( PPC )
Program periklanan PPC (Pay Per Click) membayar bila seorang pembaca/pengunjung blog mengklik pada iklan tersebut. Pembayaran biasanya bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, termasuk jenis iklan, nilai kata kunci yang dihasilkan iklan, melalui klik per tayang (CTR/Click Through Rate) untuk blog, dan umur blog. Google AdSense adalah yang paling banyak dikenal dan digunakan sebagai PPC program, tetapi ada pilihan lain

Google Adsense
Google Adsense adalah program PPC yang paling terkenal dan paling banyak diikuti oleh para blogger saat ini. Banyak blogger yang meraih hingga ribuan dollar dari iklan berbasis klik ini. Cara bergabungnya sangat mudah. Anda hanya perlu memiliki blog berbasis bahasa Inggris dengan topik apa saja, bisa di blog gratisan seperti di blogspot.com atau di blogsome.com. Untuk mendaftarkan blog anda, kunjungi situs Google Adsense Program dan ikuti petunjuk pendaftaran selanjutnya. Jika blog anda sudah diapprove (diterima) oleh Google Adsense, maka tahap selanjutnya adalah memasang kode iklan di blog anda. Jika iklan Adsense sudah tayang di blog anda, maka anda akan dibayar jika ada orang yang mengklik iklan tersebut. Untuk selanjutnya, silahkan anda pelajari bagaimana cara mengoptimalkan pendapatan dari Google Adsense. Cari saja di internet.

AdBrite
AdBrite Marketplace adalah alternatif kedua yang bisa anda ikuti sebagai program PPC. Mekanisme kerjanya hampir sama dengan Google Adsense di atas. Pembayaran melalui cek yang akan dikirim ke alamat rumah anda. Nantinya, jika sudah dapat cek, Klik di sini untuk mendaftar program AdBrite.

Yahoo Publiser
Yahoo! Publisher juga mirip dengan Google Adsense, tetapi tidak banyak digunakan sebagai iklan PPC. Program Yahoo! Publisher hanya terbuka untuk publisher/blogger di UK dan USA. Mau mendaftar?

BidVertiser
BidVertiser adalah alternatif lain untuk Adsense. Tidak seperti Adsense yang membayar kita ketika earning minimal $100 USD, BidVertiser membayar paling minimal $10 USD melalui Paypal. Serupa dengan AdBrite, tidak diharuskan memiliki blog berbahasa Inggris untuk bisa mendaftar di BidVertiser. Mau mendaftar sebagai publisher di BidVertiser? Clicksor
Clicksor menawarkan berbagai jenis iklan, termasuk teks yang mirip dengan iklan banner Adsense dan InLine iklan teks. Untuk bergabung dengan Clicksor, dibutuhkan blog yang berbahasa Inggris dengan minimal 5000 page views/hari dan bukan di hosting gratisan seperti blogspot.com dan wordpress.com. Jika anda punya blog dengan spesifikasi demikian, maka cobalah daftarkan di Clicksor.

SpeedyAds
SpeedyAds adalah jaringan periklanan PPC milik EntireWeb. Pembayaran melalui Paypal, minimal $50 USD. Blog dengan topik apa saja dan berbahasa apa saja bisa mendaftar di SpeedyAds.

ExoClick
ExoClick juga merupakan program PPC yang layak diikuti. Meskipun earning yang ditawarkan jauh lebih kecil dibanding Google Adsense, tapi jika traffik blog anda memadai, maka tidak ada salahnya memasang iklan ExoClick di blog anda.

Obeus
Obeus menawarkan program advertising yang juga mudah kita ikuti dan sangat fleksibel. Hanya saja bayarannya lumayan kecil. Pembayaran Obeus dilakukan melalui Egold dan Paypal. Mau mendaftar di Obeus?

Etology
Etology juga bisa dijadikan pilihan alternatif untuk program PPC. Harga per klik iklan Etology lumayan besar, jadi tidak ada salahnya bergabung dengan program satu ini. Daftarkan blog anda di Etology.

PPC Lokal Indonesia
Karena tidak memerlukan bahasa Inggris untuk mengetahui tentang broker-broker PPC lokal di Indonesia, maka saya hanya akan mencantumkan nama dan link dari program PPC lokal tersebut di bawah ini:
- KlikSaya.Com
- AdsenseCamp
- Indofad Ada beberapa Program PPC yang sudah lama beroperasi tetapi ternyata terbukti tidak membayar publishernya. Berikut ini adalah beberapa PPC yang scam:
- ADster
- AdDistributor
SHOPPING NETWORK Program jaringan perbelanjaan (shopping networks) sebagian besar adalah program afiliasi yang menawarkan peluang untuk mengiklankan berbagai produk di blog Anda. Sebagian besar dari program-program ini membayarkan persentase penjualan yang dihasilkan dari situs Anda. Apa saja program Shopping Networks itu? Amazon
Amazon mulanya dikenal sebagai tempat membeli buku secara online, tetapi kini kita dapat membeli apapun dari Amazon. Sebagai sebuah affiliate program, Amazon membayar persentase penjualan kepada publisher/blogger yang bergabung sebagai affiliasi mereka. Dengan bergabung dengan Amazon, anda dapat memasukkan teks link ke posting atau banner iklan untuk mempromosikan hampir segala hal di blog anda. Anda juga bisa membuat toko online sendiri sebagai cabang dari Amazon.

Chitika
Program PPC Chitika menawarkan iklan berdasarkan subjek posting di blog Anda atau di mana iklan tersebut dimunculkan (contextual ads). Banyak blogger Indonesia yang sukses dengan program Chitika ini.

WidgetBucks
WidgetBucks sangat mirip dengan Chitika. Daftarkan blog anda bersama WidgetBucks program di sini.

Shopping.com
Shopping.com adalah program PPC yang membayar blogger berdasarkan jumlah klik yang dilakukan pengunjung blog anda yang menuju pada berbagai situs merchant di jaringan Shopping.com.

Overstock.com
Overstock.com membayar hingga 7% komisi pada penjualan yang dihasilkan melalui situs atau blog Anda. Mirip dengan Amazon, anda dapat mempromosikan barang yang dijual Overstock.com di berbagai situs blog yang anda punya.

Shopzilla
Shopzilla sama dengan Amazon dan Overstock. Daftar Shopzilla di sini.

Ebay
Ebay menawarkan dua cara untuk menghasilkan pendapatan. Pertama, anda memperoleh komisi jika seseorang mendaftar di Ebay melalui link di situs/blog Anda. Kedua, Anda mendapatkan 50% dari komisi Ebay bila seorang penawar berhasil membeli barang di Ebay yang diklik dari situs atau blog Anda. Anda dapat memasukkan teks dan iklan banner untuk mempromosikan produk yang dijual di Ebay ke dalam blog yang anda punya. Ebay membayar melalui cek ke alamat rumah anda.




Remote Sensing atau Penginderaan Jarak Jauh
Thursday, April 23, 2009 6:17 PM


Pengertian Remote Sensing


Atau Yang biasa di sebut pengindraan jarak jauh yaitu Besaran – besaran akuisisi dari Suatu obyek atau fenomena dengan menggunakan salah satu alat atau rekaman real – time dari perangkat sensing, tanpa ada kontak fisik dengan objek, seperti pesawat terbang angkasa, satelite , pelampung cuaca, ataupun kapal.





Dalam penggunaan modern, istilah umumnya merujuk kepada penggunaan teknologi imaging Sensor termasuk namun tidak terbatas pada penggunaan instrumen aboard pesawat terbang dan angkasa, dan berbeda dari gambar lainnya yang berhubungan dengan bidang seperti medis imaging.





Ada dua jenis penginderaan jarak jauh. ,


1. Penginderaan Pasif , Sensor mendeteksi radiasi alam yang tercermin emitted atau objek atau sekitarnya yang diamati. Tercermin dari sinar matahari biasanya penginderaan ini menggunakan sumber radiasi diukur oleh sensor pasif. Contoh penginderaan pasif termasuk sensor film fotografi, infra-merah, yang digabungkan perangkat, dan radiometers. , di sisi lain, energi emits untuk memindai benda dan daerah mana yang pasif Sensor kemudian mendeteksi dan mengukur radiasi yang dipantulkan atau backscattered dari target.
2. Penginderaan aktif, Radar adalah contoh penginderaan aktif dari jarak jauh di mana waktu tunda antara emisi dan kembali diukur, membangun lokasi, ketinggian, kecepatan dan arah obyek.






Aplikasi Dari Remote Sensing


1. Radar Konvensional radar ini kebanyakan terkait dengan kontrol lalu lintas udara, peringatan dini, dan beberapa berskala besar berhubung dgn Data cuaca. Doppler radar digunakan untuk peraturan pemantauan batas kecepatan dan yang terhubung dgn cuaca seperti kecepatan dan arah angin dalam sistem cuaca, Jenis koleksi termasuk plasmas aktif di ionosfir). Interferometric sintetis kecepatan rana radar digunakan untuk memproduksi model elevasi digital tepat besar skala daerah (lihat RADARSAT, TerraSAR-X, Magellan).
2. Laser altimeters dan radar pada satelit telah memberikan berbagai macam data. Dengan mengukur bulges air yang disebabkan oleh gravitasi, radar pada satelit memiliki fitur peta seafloor ke resolusi mil atau lebih. Dengan mengukur dan ketinggian gelombang-panjang gelombang laut, yang altimeters mengukur kecepatan dan arah angin, dan permukaan laut dan dasar laut.
3. LIDAR Light Deteksi yang lebih dikenal pada contoh dari persenjataan, laser illuminated kepulangan dari projectiles. LIDAR digunakan untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi berbagai bahan kimia di udara, sementara udara LIDAR dapat digunakan untuk mengukur tinggi dan memiliki obyek di lapangan yang lebih akurat dibandingkan dengan teknologi radar. Vegetasi jarak jauh adalah penerapan prinsip LIDAR.
4. Radiometers dan photometers adalah instrumen yang paling umum digunakan, dan mengumpulkan data tercermin emitted radiasi dalam berbagai frekuensi. Yang paling umum yang terlihat dan sensor inframerah, diikuti oleh microwave, gamma ray dan jarang, ultraungu. Mereka dapat juga digunakan untuk mendeteksi emisi Spectra berbagai bahan kimia, menyediakan data kimia konsentrasi dalam suasana.
5. Stereographic atau foto udara yang sering digunakan untuk membuat peta topografi oleh Citra Analis, Terrain Analis di trafficability raya dan departemen untuk rute potensial.
6. Simultaneous multi-platform seperti Landsat telah digunakan sejak 70's. Tematik mappers ini mengambil gambar dalam beberapa wavelengths dari radiasi elektro-magnetik (multi-hantu) dan biasanya ditemukan pada pengamatan satelit bumi, misalnya program lansat atau IKONOS satelit. Peta tanah dan penutup lahan dari pemetaan tematik dapat digunakan pertambangan,mineral, mendeteksi atau memantau penggunaan tanah, hutan, dan memeriksa kesehatan adat dan tanaman perkebunan, termasuk seluruh daerah pertanian atau hutan.
7. Di dalam medan peperangan dan berbahaya pengindraan jarak jauh memungkinkan untuk tindak lanjut dan memantau daerah berisiko dalam jangka panjang, untuk menentukan faktor desertifikasi, untuk mendukung para pengambil keputusan dalam menentukan langkah-langkah yang relevan dari pengelolaan lingkungan hidup, dan untuk menilai dampak – dampaknya.



contoh penggunaan sofwarenya adalah ESRI, ERDAS IMAGINE, MapInfo, AutoDesk



Kasus Pembajakan Film X - Man Origins Wolvrine di Internet
Saturday, April 18, 2009 5:32 PM


Tragis dan sangat merugikan sekali, Film belum beredar tapi bajakanya sudah ada dipasar.


Kejadian ini yang sedang menimpa X-Men Origins : Wolverine yang biasanya aku sebut X – Man 4, Hugh Jackman yang memerankan wolverine sedih sekali mendengar filmnya bocor sebelum tayang di layar, satu bulan sebelum rillis yang rencananya 1 mei 2009.


Kasus ini telah dilaporkan ke Biro Investigasi Federal AS (FBI) .dan saat ini FBI telah menangani kasus ini dan akan mencari pelakunya, Ini tindak criminal serius dan ini membuat Hugh jackman berang dan sakit hati. Saat aktor asal Australia ini sedang promosi filmnya di Sydney diwawancarai.





Orang akhirnya menonton film yang sebenarnya penggarapanya belum selesai, Ibarat menonton Balap mobil Ferrari tapi mobilnya belum dicat sudah dipakai buat balapan di sircuit, Artinya film ini masih mentah di editing animasinya..


Jackman masih punya harapan sebab ternyata para penggemar film X-Man mengutuk pembocoran film tersebut,dan akan tetap nonton di Bioskop. Memang film ini sangat bagus sekali mengulas balik kisah masa lalu wolvrine.Bahkan bajakan di Asia sudah beredar banyak sekali,Sama Halnya dengan kasus pembajakan Film Ayat – Ayat Cinta di Indonesia yang juga dibajak sebelum tayang di Bioskop,tapi penggemar lebih puas nonton dibioskop dari pada bajakanya. Antara Produksi yang dibajak di bandingkan dengan di bioskop jauh sekali bedanya…karena aku sudah menonton dua duanya..saran aku mendingan nonton dibioskop aja Dech..!!


Film ini di produksi 20th Century Fox film Corporation dan kasus ini sangat merugikan fox,bahkan seorang kolumnis yang menulis tentang berita - berita Fox dipecat setelah mengulas film hasil dari bajakan, Kolumnis itu bernama Roger Friedman diberhentikan oleh Rupert Murdock,yang memiliki perusahaan20th Century Fox Film, juga Fox News.

Program Mapinfo dan vb fasilitas dan distribusi pertamina
Wednesday, April 15, 2009 8:38 PM


BAB V


HASIL DAN PEMBAHASAN








5.1 Penjelasan Fasilitas Program


Berdasarkan perancangan yang telah dibuat pada bab sebelumnya, Berikut hasil programnya sebagai berikut:





a. Layar Menu Utama


Pada layar menu utama ini berisi seluruh fasilitas program system informasi geografis yang dibuat juga tombol – tombol panduan user untuk melanjutkan pada tampilan berikutnya maupun keluar dari program. Dimulai dari menu – menu pada program yang terintegrasi dengan Program MapInfo 7.0 yaitu File yang meliputi load map Indonesia dan Banten, run program MapInfo, save table, save image as, save workshop, dan Exit dari program. Menu edit yang meliputi select query, select radius, select rectangle, unselect all, summary statistic, summary statistic all. Menu tool meliputi create symbol, create line, create polyline, create arc, create polygon, create ellipse, create rectangle, create rounded rectangle, create text. Edit info disable, clear, clear object ony, preference symbol style, preference line style, preference fill style, preference text style. Sedangkan menu tool meliputi setting password, password on dan apabila lupa terhadap password yang kita buat bias dilakukan resset terhadap password. Sedangkan menu help meliputi MapInfo help, about MapInfo Professional. Pada layar menu utama juga dilengkapi dengan tombol – tombol seperti load map Indonesia, load map Banten, legenda, ruler, maximized map, info disable enable, browse data, pecarian data, pencarian data ahli.





b. Layar Password


Pada tampilan layar password ini yang muncul pada waktu program dijalankan berisikan tentang password yang harus kita masukkan sebelum kita memasuki kawasan program, yang terdiri charakter yang harus kita isikan dengan tombol – tombol ok setelah memasukkan password dan dilengkapi dengan message apabila ada kesalahan dalam kita memasukkan password. Untuk membatalkan disediakan juga tombol cancel.





c. Layar Load Map Indonesia


Terdiri dari tampilan Map Indonesia yang bisa diedit ulang dengan menggunakan program MapInfo, dilengkapi juga dengan tool – tool yang bisa dipakai untuk mendapat kan informasi secara aplikasi GIS diataranya, grabber yang berfungsi untuk menggeser Map, info yang memberikan informasi mengenai peta dalam bentuk tabel, zoom in dan zoom out yang berfungsi untuk memperkecil atau memperbesar map yang kita inginkan, settingan layer karena pada Map ini terdiri dari map depot, map terminal transit, map kilang, map pembagian wilayah kerja UPMS PERTAMINA.





d. Layar Load Map Banten


Layar ini hampir sama dengan layar pada load map Indonesia hanya perbedaanya pada layar load Banten berisikan gambar peta banten yang disitu terdapat terminal transit tanjung gerem, juga map jalan yang digunakan pendistribusian, map titik kecamatan yang ada di banten yang semuanya itu disertai dengan informasi data tabular yang bisa diperoleh dengan mengoperasikan tool – tool dari MapInfo 7.0 yang telah dijelaskan pada layar tampilan load map Banten.





e. Layar Browse Data


Pada layar tampilan ini ditampilkan menu pencarian tabel yang dengan pilihan yang ada pada map yang terdiri dari beberapa layer dan table yang dibuat di MapInfo yaitu sesuai dengan map yang dibuka pada layar, dengan bantuan tombol browse untuk menampilkan data – data dalam bentuk table. Disertai juga tombol close untuk membatalkan maupun mengakhiri pencarian pada table.





f. Layar Pencarian


Layar ini berfungsi untuk mencari table data pada map sesuai dengan kebutuhan dan lebih fokus lagi karena disiapkan tool box pencarian pada kolom tabel dan data yang ingin kita cari, dengan layar pencarian ini memungkinkan user lebih cepat dan akurat memperoleh data – data yang ada pada tampilan map GIS yang tampil pada load map. Pada layar pencarian ini dilengkapi juga dengan tombol telusuri untuk melanjutkan pencarian, juga tombol close yang berfungsi untuk mengakhiri pencarian bila tidak ditemikan data tabel yang diinginkan dan menutup layar pencarian.





g. Layar Pencarian Ahli


Pada tampilan layar ini dilengkapi pencarian yang digunakan untuk tenaga ahli yang di load dari Program MapInfo pada layar ini, disertai pula pencarian tabel dan Kolom pada data basenya pada peta yang diload pada program GIS Penyaluran BBM PERTAMINA dilengkapi dengan tombol simbol untuk menandai daerah yang ditampilkan tabelnya. Apabila data yang dipilih sesuai dilanjutkan dengan tombol ok untuk menjalankan pencarian. Tombol cancel untuk membatalkan pencarian serta dilengkapi tombol help untuk bantuan pencarian dalam bentuk tutorial dari map info.





5.2 Konfigurasi Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak yang Digunakan


Dalam membuat program Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM Terminal Transit Tanjung Gerem ini memerlukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dengan spesifikasi sebagai berikut:





5.2.1 Perangkat Keras


Personal Komputer yang mempunyai konfigurasi sebagai berikut :


1. Main Board dengan Processor AMD Duron 1.7 Mhz


2. RAM DDRAM Life Time 1 GB


3. VGA Card Xabre 256 MB


4. HDD Seagate 120 GB


5. Floppy Disk Drive 3,5


6. Monitor GTC 17”


7. Keyboard Logitech Deluxe 104


8. Mouse Logitech PS2


9. Scanner Canon


10. Printer Lexmark Z22





5.2.2 Perangkat Lunak


1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Sp-2


Perangkat lunak operasi sistem yang berjalan pada personal computer.


2. Paket Pemrograman MapInfo 7.0 yang terintregrasi Pemrograman MapBasic 6.5


Perangkat lunak yang berperan penting dalam pembuatan program khusus tentang Sistem Informasi Geografis mengolah data – data spasial sekaligus digunakan untuk membuat peta – peta beserta data – data pendukungnya.


3. Paket Pemrograman Visual Basic 6.0


Perangkat lunak pembuat tampilan layar pada program Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM Terminal Transit Tanjung Gerem dan membuat format executable yang berakhiran EXE tanpa harus membuka program yang dibersangkutan


4. Microsoft Access


Merupakan perangkat lunak yang berupa program untuk basis data Sistem Informasi Geografis sebelum dirubah dalam bentuk format TAB yang ada pada MapInfo 7.0.





5.3 Instalasi Sistem


Untuk dapat mengoperasikan program ini, maka terlebih dahulu harus dilakukan instalasi sistem dengan cara program yang telah selesai dibuat, kemudian dikompilasi (compile) untuk membentuk suatu file Executable yang berakiran EXE. Supaya tampilan layer program dapat langsung dijalankan pada computer tanpa harus membuka visual basic terlebih dahulu. Tetapi untuk program MapInfo 7.0 dan MapBasic 6.5 harus terinstal terlebih dahulu karena pada waktu edit pada program ini akan memanggil program MapInfo 7.0. dan program ini tiap pengoperasian toll – toll maka secara sendirinya minta instalasi program MapInfo versi 7.0 yang dipakai dalam pembuatan program Sistem Informasi Geografis penyaluran BBM Terminal Transit Tanjung Gerem PERTAMINA ini.


5.2 Contoh Pengoperasian Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM Terminal Transit Tanjung gerem


Maka tampilan pertama kali yang akan terlihat adalah layar menu utama dengan tampilan layar password. Gambar 5.1 Berikut merupakan tampilan layar password.


Gambar 5.1 Layar Password





Apabila ada kesalahan dalam pengisian password ataupun tidak sesuai maka akan diberikan pesan konfirmasi password seperti berikut :


Gambar 5.2 Pesan Salah Memasukkan Kata Kunci ( Password)





Untuk melanjutkan program Sistem Informasi geografis ini dengan mengisikan password sesuai yang telah di setting dalam program, dalam hal ini password program dalam keadaan setting password on agar mudah dalam mengedit kembali apabila ada perubahan pada peta dan data – data pendukungnya. Dan apabila menginginkan sebaliknya pada menu option password on bila kita rubah dalam kondisi tidak on. Apabila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan pada kondisi password on seperti lupa ataupun password ingin kita rubah dapat dilakukan dengan menggunakan pilihan menu option setting password tinggal melakukan pergantian password yang lama dengan password yang baru.



Gambar 5.3 Layar Menu Setting Password




Setelah password benar , dialog password maka akan hilang dan masuk pada layar menu utama dan program Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM Terminal Transit Tanjung Gerem siap untuk dioperasikan, seperti tampilan layar pada menu utama



Gambar 5.4 Layar Menu Utama



Apabila pada layar menu utama ada tombol load map Indonesia maka akan tampil peta Indonesia dengan gabungan dari beberapa layer dalam bentuk workspace diantaranya depot, wilayah kerja UPMS, kilang, terminal transit yang berisikan informasi seputar pertamina dan fasilitas - fasilitasnya, seperti pada gambar 5.5 berikut :



Gambar 5.5 Tampilan Layar Load Map Indonesia


Pada menu utama juga ada tombol load map Banten yang akan menampilkan dengan klik tombol peta map Banten seperti pada peta Indonesia. Dan bisa kita gunakan tool yang pada menu untuk mendapatkan informasi yang kita perlukan.



Gambar 5.6 Tampilan Layar Load Map Banten


Untuk mencari data dengan menggunakan tombol pencarian dapat dilakukan dengan klik tombol tersebut. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini, tinggal memilih data yang pilih dan pilihan kolom untuk menampilkan tabel data dan diteruskan dengan bantuan tombol telusuri dan close untuk menutup pencarian. seperti terlihat pada gambar 5.8 tampilan layar pencarian.



Pada layar dibawah ini adalah hasil dari pencarian dengan tool box yang kita pilih tabel wilayah UPMS, dan kolom di identitaskan, data dipilih salah satu. Maka akan tampil layar hasil pencarian sebagai berikut.





Pada gambar dibawah ini adalah hasil dari penggunaan tool info pada menu setelah peta diload dan klik info untuk mendapatkan informasi tinggal klik pada peta yang diinginkan informasinya, maka akan tampak info dari peta yang diambil dari tabel peta dalm bentuk list data apabila layer pada peta lebih dari satu tinggal dipilih salah satau list informasi peta yang diinginkan, untuk kembali ke informasi semula klik list box yang ada pada kotak informasi.



Gambar 5.10 Tampilan Layar Informasi Peta


Dengan menggunakan Pencarian ahli maka akan tampil dialog menu yang diperoleh dari Program MapInfo seperti yang tampak pada tampilan gambar 5.10, dan dapat dioperasikan hamper sama dengan menu dialog pencarian dengan sedikit perbedaan yaitu ada tombol symbol untuk pemberian data maupun pada peta yang ditemukan setelah dilakukan pencarian ( find ), dan tutorial untuk penggunaan apabila terjadi kesulitan dalam penggunaan tutorial ini ada pada tombol help pada dialog Find pengguna akan dipandu secara detail dari tutorial program Mapinfo. Seperti yang terlihat pada gambar 5.11 dibawah ini.





Gambar 5.11 Layar Pencarian Ahli


Pada tampilam layar maksimal yang diperoleh dari penggunaan tombol Maximized map pada menu utama Sistem Informasi Geografis, setelah dilakukan load map yang terpilih. Seperti pada gambar 5.11 di bawah ini.








Gambar 5.12 Tampilan Layar Maximized Map



Berikut ini adalah tampilan dari penggunaan menu tool pada menu utama yang dilakukan dalam edit peta maupun data tabelnya. Untuk mengedit peta tanda centang harus diaktifkan dan menghilangkan tanda centang untuk melihat tampilan layer – layer yang dibutuhkan. Seperti yang yang tampak pada pada gambar berikut ini.






Perancangan aplikasi program
Wednesday, April 15, 2009 6:23 PM
BAB IV


RANCANGAN APLIKASI SIG PENYALURAN BBM UPMS III TERMINAL TRANSIT



4.1. Perancangan Sistem


Perancangan sistem ini merupakan langkah utama dalam pembuatan aplikasi yang di representasikan, oleh sebab itu dalam langkah – langkah perancangan ini akan dijelaskan secara rinci sedetail mungkin agar seluruh user dapat memahami bagaimana aplikasi ini bekerja dengan baik dan dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.


Dalam perancangan sistem informasi geografis ini penulis akan menguraikan seluruh rangkaian kerja dari aplikasi ini baik rancangan keluaran, rancangan, masukan , rancangan basis data dan rancangan proses.





4.1.1. Rancangan keluaran ( output )


Rancangan keluaran pada sistem informasi geografis dirancang menampilkan informasi dalam tampilan dialog antar muka atau tampilan dokumen – dokumen yang memandu pengguna/user untuk mendapatkan informasi geografis penyaluran BBM UPMS III Terminal Transit Tanjung Gerem.


Rancangan keluaran yang dihasilkan akan berbentuk peta – peta tematik yang dapat diakses langsung oleh user secara interaktif seperti pada peta Indonesia dengan lokasi dan fasilitas – fasilitas yang dimiliki pertamina. Peta tematik banten yang dapat diakses langsung dengan menampilkan data – data atribut mengenai pendistribusian BBM. Yang langsung biasa kita lihat dengan tampilan kotak info secara langsung sesuai dengan data peta lokasi yang dimaksud.





4.1.2. Struktur Menu


Disini ditampilkan secara sederhana urutan – urutan menu yang ada di dalam program. Setelah layar pembukaan pada password terlihat pada layar, kemudian masuk pada program Sistem Informasi Geografis yang terdapat menu utama, Berikut ini struktur menu SIG Penyaluran BBM Pertamina.





Gambar 4.1 Struktur Menu Program GIS


4.1.3. Rancangan Layar Antar Muka Pemakai


Dalam memudahkan penggunaan Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM UPMS III Terminal Transit Tanjung Gerem, akan dimulai dengan merancang layar tampilan atau dialog yang akan digunakan oleh User.


Dalam merancang layar ( bentuk Tampilan ) program yang akan digunakan oleh pemakai dimulai dengan merancang tampilan layar menu utama, rancangan layar password, rancangan layar load map Indonesia, rancangan load map Banten, rancangan layar browse, rancangan layar about programmer, rancangan layar pencarian dan juga pencarian ahli. Dengan menggunakan program visual basic sedangkan data – datanya baik berupa peta maupun tabel yang diolah pada pemrograman MapInfo 7.0, pada layar dirancang secara sederhana agar lebih mudah dipahami dan aplikasinya lebih gampang penggunaanya, menu – menu juga tool yang disajikan pada tiap layar tidak jauh beda bila kita menggunakan MapInfo secara langsung membuka program tersebut. Rancangan - rancangan bias dilihat pada gambar – gambar di bawah ini.




fasilitas pertramina indonesia
Wednesday, April 15, 2009 3:09 PM

BAB III


ANALISIS DISTRIBUSI BBM DAN FASILITAS – FASILITASNYA


TERMINAL TRANSIT TANJUNG GEREM PERTAMINA


3.1 Sekilas Tentang Pertamina


Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk menangani masalah perminyakan di indonesia, dalam perjalananya sampai saat ini, Pertamina Pada tahun 1945, Jepang dengan disaksikan pihak sekutu, menyerahkan tambang minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini bekas daerah konsesi BPM sebelum perang dunia kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total tambang minyak dikuasai belanda dan pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun tambang minyak di Sumatera dan Aceh dapat dipertahankan Indonesia. Sejak kedaulatan RI diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953 pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan tambang minyak Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan “koordinator” untuk pertambangan oleh menteri perekonomian pada tahun 1945 belum membawa perbaikan. Pada oktober 1957, kepala staff TNI angkatan darat Jendral A.H. Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk perusahaan minyak yang berstatus hukum perseroan terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957 dengan nama P.T. Pertambangan Minyak Nasional Indonesia ( P.T. PERTAMINA ) dengan Kol. Ibnu Sutowo sebagai presiden Direktur, Let.Kol S.M. Geudong Sebagai Direktur, Let.Kol.J.M. Pattiasina, sebagai direktur. Berdasarkan UU NO.1960 tentang perusahaan Negara, P.T. Pertamina Perseroan Terbatas.


Sampai saat ini Supply dan Sources, Distribution Area, Statistik Konsumsi BBM untuk tiap jenis BBM dan tiap daerah / UPMS bisa kita lihat pada produksi yang harus dicapai oleh unit pengolahan, statistik ProduksiBBM disajikan pada Tabel berikut:





Tabel 3.1 Data Supply Sources



Unit Pengolahan


Kapasitas Produksi



P. Brandan


5000 barrel/hari



Dumai


120.000 barrel/hari



S. Pakning


50.000 barrel/hari



Musi


133.700 barrel/hari



Balongan


125.000 barrel/hari



Cilacap


348.000 barrel/hari



Cepu


3.800 barrel/hari



Balikpapan


260.000 barrel/hari



Kasim


10.000 barrel/hari



TOTAL


1.055.500 barrel/hari













Sektor produksi, Indonesia memiliki 9 Unit Pengolahan minyak kapasitas terpasang keseluruhan sebesar 1.06 juta barrel/hari. 7 Unit Pengolahan tersebut dimiliki pemerintah dan 2 Unit Pengolahan (UP Balongan dan UP Cilacap) milik Pertamina. Seluruh Unit Pengolahan ini dioperasikan oleh PT. Pertamina (Persero). Pemasokan minyak mentah ke kilang dipasok dari lapangan minyak milik pertamina, Production Sharing Contracts (PSC), dan impor. Minyak mentah/kondensat yang diolah kilang Pertamina sebesar 365,9 juta barrel yang dipasok dari minyak mentah/kondensat domestik (dari Pertamina dan PSC) 234,1 juta barrel dan sisanya dipasok dari minyak mentah impor (131,8 juta barrel).


Selain memproduksi BBM di kilang, untuk memenuhi kebutuhan BBM domestik yang lebih besar daripada kemampuan kapasitas dan produksi kilang, Pertamina mengimpor beberapa jenis BBM dari Spot Product di Singapura. Pada tahun 2004 impor BBM mencapai 16.9 milyar liter atau 29 persen dari konsumsi BBM domestik. Impor BBM paling besar adalah minyak solar yaitu 9.6 milyar, diikuti HOMC 3.1 milyar liter dan minyak tanah sebesar 2.7 milyar liter.


Menurut BP Statistical Review of Wold Energy 2004, produksi Indonesia tahun 2003 adalah sebesar 1,179 juta barrel per hari atau menurun 8,6 persen dari 1,288 juta barrel per hari di tahun 2002. Menurut laporan yang sama, konsumsi BBM di dalam negeri pada tahun 2003 adalah sebesar 1.115 barrel per hari dan naik 1,5 persen di tahun berikutnya (2004) menjadi 1,131 bph (barrel per hari). Secara global laju pertumbuhan konsumsi minyak mentah rata-rata dalam 10 tahun terakhir adalah sebesar 1,6 persen.


Produksi minyak mentah/kondensat di Indonesia di pegang oleh beberapa perusahaan multinasional selaku kotraktor sharing.. Tabel berikut memperlihatkan tingkat produksi minyak mentah dan kondensat dari beberapa perusahaan (dalam ribuan barrel per hari).





Tabel 3.2 Tingkat Produksi Minyak Tiap Perusahaan


( Dalam Satuan Ribu Barel )



PERUSAHAAN


2002


2003


2004



Caltex


595.8


536.4


506.9



Caltex CPP


47.5


41.1


39.0



CNOOC


125.7


115.0


94.9



TotalFinaElf


90.0


80.0


81.1



Exspan


82.5


85.5


66.4



ConocoPhillips


78.1


64.5


57.2



Unocal


59.3


56.2


53.9



Pertamina


43.6


40.0


43.4



PetroChina


45.8


42.4


40.5



BP


50.8


46.5


38.8



Vico


40.8


36.2


32.3



PT Bumi Siak


32


35.7


32.0



ExxonMobil


13.4


25.3


25.4



Talisman


13.8


12.7


11.7



Kondur Petrol


13.8


11.1


10.6



TOTAL


1344.1


1251.4


1146.8



- Crude


1212.2


1119.0


1013.0



- Condensate


131.9


132.4


133.8




PT. PERTAMINA (Persero) menyatakan posisi stok BBM nasional hingga berkisar pada level 21 hari. Kebutuhan BBM Nasional saat ini sekitar 170.000 kilo liter per hari. Pada posisi stok 21 hari tersebut, maka apabila terjadi gangguan operasi (kerusakan tanker atau antrian di dermaga) maupun gangguan alam (cuaca/ombak) dapat saja terjadi gangguan distribusi pasokan khususnya di wilayah kepulauan.


Namun demikian, Pertamina berupaya untuk meningkatkan stok BBM Nasional sampai pada level aman yaitu 23 – 24 hari kebutuhan. Untuk itu, upaya-upaya yang sedang dilakukan saat ini antara lain: mengoptimalkan pengoperasian kilang BBM dalam negeri, termasuk diantaranya melakukan penjadwalan ulang rencana turn around. Disamping itu, Pertamina juga melakukan penambahan volume impor produk BBM, khususnya Minyak Solar dan Bensin (premium) serta menambah kapasitas floating storage (secara insidentil) sebelum bongkar muat di instalasi/depot BBM. Rencana penambahan impor produk BBM sangat tergantung pada ketersediaan dana.


Tingkat suplai/pasokan BBM harus memperhitungkan kondisi security level secara nasional. Tingkat keamanan stock BBM yang ada dalam tanki timbun instalasi dan depo-depo BBM di wilayah unit pemasaran dalam negeri didefinisikan sebagai berikut :





3.1.1 Safety Stock


Posisi stock BBM yang ada dalam tanki timbun instalasi dan depo-depo BBM di wilayah unit pemasaran antara 1 (satu) hari sampai dengan 3 (tiga) hari konsumsi. Kondisi tersebut belum menjamin keamanan stock nasional. Sedikit saja kelambatan suplai berikutnya akan berakibat kekosongan.





3.1.2 Security Stock


Di instalasi dan depo – depo BBM unit pemasaran sampai pada tingkatan aman atau mencapai yang ditetapkan yaitu 14 hari konsumsi atau 2 (dua) kali round trip days (rtd) . Namun faktor biaya operasi pengadaan dan distribusi belum diperhitungkan. bahkan cenderung tinggi.





3.1.3 Security & Economic Of Stock


Pengadaan dan distribusi BBM bisa dilakukan secara efektif dan ekonomis. Stock BBM yang tersedia diseluruh instalasi dan depo – depo BBM unit pemasaran berada pada tingkat aman (secure) yaitu minimal 14 hari konsumsi atau minimal 2 (dua) kali round trip days dengan biaya pengadaan dan distribusi juga pada tingkatan yang wajar (ekonomis).


Jumlah depo yang meng-cover kebutuhan nasional adalah sebanyak 174 buah yang meliputi 7 Transit Terminals, 7 Installasi, 84 Seafed Depots, 23 Inland Depots, 39 Standard Airport Depots, dan 15 Pioneer Airport Depots.


Realisasi suplai BBM ke seluruh instalasi dan depo-depo BBM di dalam negeri baru sampai pada tingkat antara safety of supply dan security of supply. Distribusi BBM didalam negeri belum berjalan dengan baik dan kenyataannya masih sering terjadi krisis atau kekosongan BBM dibeberapa daerah di indonesia. Indikator terjadi krisis ini adalah kenaikan harga yang melewati ketetapan pemerintah dan diatas kewajaran.


Biaya operasi pengadaan dan distribusi BBM relatif tinggi dan khususnya biaya angkutan laut berada diatas kewajaran dan masih perlu penyesesuaian penggunaan jenis sarana angkutan dengan kondisi geographis dan pola operasi.


Pola distribusi bahan bakar minyak di dalam negeri saat ini belum baku. Belum terpadu pola kerja antara refinery, transportasi laut dan fasilitas sarana distribusi yang tersedia di instalasi dan depo-depo BBM di dalam negeri. Kondisi kekurangan/kelangkaan harus diatasi dengan cara meningkatkan stock BBM di seluruh instalasi dan depo-depo BBM dalam negeri sampai pada tingkat “security & economic of supply“ atau sama dengan 14 hari (daily of take) atau sama dengan 2 kali round trip days kapal.


Menetapkan wilayah distribusi, supply point yang tetap, pola operasi dan jenis sarana dan pola angkutan laut yang digunakan. Penetapan biaya operasi pengadaan dan distribusi BBM yang wajar termasuk biaya angkutan laut dan lain-lainnya. Menghilangkan atau sedikitnya mengurangi terjadinya kekosongan BBM di wilayah distribusi yang sangat mempengaruhi perekonomian nasional. Hal ini dilakukan dengan melibatkan kekuatan swasta nasional atau semua potensi yang ada didalam negeri untuk ikut dalam kegiatan pengadaan dan distribusi BBM di dalam negeri.




3.2 Area Distribusi


Kilang-kilang minyak Pertamina diluar pulau Jawa kapasitas produksi nya memenuhi bahkan melebihi kebutuhan BBM wilayah distribusi unit Pemasaran yang berlokasi diluar pulau jawa. Pertamina sudah melakukan konsep strategic business unit yang berarti mulai saat itu sudah dapat dilakukan pola distribusi secara desentralisasi. Masing-masing general manager UPMS dan Unit Pengolahan secara bersama memprogram dan melaksanakan distribusi BBM dalam wilayah operasinya sesuai kebutuhan.


Dengan pola desentralisasi memberi peluang untuk mengoperasikan kapal secara regular liner service (RLS). Telah tersedia sarana distribusi yang memadai seperti terminal transit BBM, instalasi & depo BBM, kilang-kilang minyak dan lain-lainnya. Perbandingan kebutuhan BBM dalam pulau Jawa dengan luar pulau jawa, maka model yang memungkinkan dikembangkan sperti daerah operasi BBM dibagi menjadi 2 Wilayah distribusi sebagai berikut:





3.2.1 Wilayah Distribusi di Dalam Pulau Jawa


Dalam wilayah operasi pertamina UPMS III , IV dan V ( khusus Jawa Timur minus madura ). BBM dari kilang minyak UP IV Cilacap dan UP VI Balongan dan kelebihan produksi dari Kilang-kilang minyak luar pulau jawa. Kekurangannya dipenuhi melalui import.








3.2.2 Wilayah Distribusi di Luar Pulau Jawa


Dalam wilayah operasi pertamina UPMS : I , II , V ( luar p. Jawa ) , VI, VII dan VIII. Dan BBM dari kilang minyak UP I , II , III , V dan Kilang minyak Kasim Sorong. Kelebihan produksi kilang didistribusikan ke lokasi di dalam wilayah pulau Jawa.


Dengan membagi wilayah distribusi BBM dalam dua kelompok, maka pola distribusi dapat dilakukan sebagai berikut :





3.2.3 Wilayah Dalam Pulau Jawa


Suplai ke instalasi dan depo BBM menggunakan kapal tanker dan pipa minyak yang ada dan dikembangkan sesuai kebutuhan. BBM diambil dari kilang minyak unit IV Cilacap dan unit VI Balongan.


Kekurangan produksi kedua kilang diatas dibantu dari kelebihan hasil produksi kilang–kilang minyak dari luar pulau Jawa dan import.





3.2.4 Wilayah Luar Pulau Jawa


Unit pemasaran dan unit pengolahan pertamina diberi wewenang mengatur distribusi BBM dalam wilayah kerja masing-masing. Supply point (pelabuhan muat) ditetapkan :


UPMS I = Dumai / S. Pakning & Tt.Tlk. Kabung


UPMS II = Plaju Palembang


UPMS V = Tt. Manggis Labuan Amuk Bali


UPMS VI = Balikpapan


UPMS VII = Tt. Bitung & Tt. Ujung Pandang


UPMS VIII = Tt. Wayame Ambon





BBM diambil dari kilang minyak UP II , UP III dan UP IV. Dapat juga diambil BBM dari UP I dan kilang kasim. UPMS dan UP memprogram dan membuat rencana seperti cargo movement & vessel scheduling. Lokasi supply point dan wilayah distribusi diluar pulau Jawa (operasi kapal secara reguler liner service) :





1. Terminal Transit BBM Bungus Padang (UPMS I Medan) mensuplai seafed depo BBM wilayah pantai barat Sumatera.
2. Kilang Dumai & Sungai Pakning (UP II Dumai / Sungai Pakning) mensuplai seafed depo BBM pantai timur bagian utara Sumatera (UPMS I).
3. Kilang Musi Plaju (UP III PLAJU) mensuplai seafed depo BBM wilayah Sumatera Selatan (UPMS II ).
4. Kilang Balikpapan (UP V BPP)



mensuplai seafed BBM wilayah Kalimantan UPMS VI.


5. Terminal Transit Manggis Bali (UPMS V)


mensuplai seafed depo BBM wilayah Madura, Bali, NTB, NTT.


6. Terminal Transit BBM Bitung (UPMS VII)


mensuplai seafed depo BBM Sulawesi Utara dan Tengah.


7. Terminal Transit BBM Ujung Pandang (UPMS VII)


mensuplai seafed depo BBM wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara.


8. Terminal Transit Wayame Ambon (UPMS VIII)


mensuplai seafed depo BBM wilayah Maluku dan Irian Jaya (UPMS VIII).





Tabel 3.3 Daily of Take Pertahun Instalasi dan Depo-Depo Wilayah


Distribusi Pulau Jawa






UNIT PEMASARAN III


UNIT PEMASARAN IV incl. TT. Lomanis, Maos, Rewulu





UNIT PEMASARAN V Jawa Timur Exclo. P.Madura






Ek. Kilang Minyak &


Pipa Minyak


Ek. Kilang Minyak &


Pipa Minyak


Ex. Kilang BBM



Daily of take/Tahun


51.976 KL x 365 hari


Daily of take/Tahun


45.751 KL x 365 Hari


Daily of take


23.792 x 365 hari



18.971.240 KL


16.699.115 KL


8.684.080 KL







Total Daily Of Take Instalasi Dan Depo-Depo BBM Dalam Pulau = 44.354.435 KL





Tabel 3.4 Daily of Take Pertahun Instalasi dan Depo-Depo Wilayah Distribusi Luar Pulau Jawa







UPMS I


UPMS II


UPMS V (luar P.Jawa)


UPMS VI


UPMS VII


UPMS VIII



Ex. Supply Point


Ex. Supply Point


Ex. Supply Point


Ex. Supply Point


Ex. Supply Point


Ex. Supply Point



Dumai


Sei Pakning








11.501 x 365 =


4.197.865 KL





Tel. Kabung Padang





2.712 x 365 =


998.880 KL


Plaju








Palembang





7.484 x 365 =


2.731.660 KL








Labuan Amuk Bali








7.427 x 365 =


3.759.140 KL


Balikpapan











10.299 x 365 =


3.759.140 KL


Bitung













2.717 x 365 =


991.705 KL





Makasar





5.671 x 365 =


2.069.915 KL


Mayame


Ambon








4.083 x 365 =


1.490.295 KL







Total Daily Of Take Pertahun Depo-Depo BBM Luar Pulau Jawa = 19.030.397 KL





Laporan terakhir dari Kementerian Sumber Daya dan Mineral RI menyebutkan, posisi Daily Off Take (DOT) BBM tanggal 24 Agustus 2004, mencapai 172.100 Kilo Liter (KL/hari) sedangkan persediaan stok nasional mencapai 3.606.999 KL/hari. Ketahanan stok nasional tertinggi adalah pada produk avgas, diikuti avtur, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, minyak solar dan premium. Kondisi stok BBM nasional untuk 5 minggu kedepan atau sampai September 2004 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 23,42 hari atau diatas angka ketahanan stok nasional 23 hari. Kondisi stok ini terus dipantau mengingat masih tingginya harga minyak mentah dunia saat ini.





Tabel 3.5 Unit Operasi daerah Produksi Pertamina




UNIT


WILAYAH


KANTOR



I


Sumatera Utara dan Aceh


Pangkalan Brandan



II


Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung


Plaju



III


Jawa dan Madura


Jakarta



IV


Kalimantan, Tarakan dan Bunyu


Balikpapan



V


Indonesia bagian Timur ( Sulawesi, Maluku dan Irian Barat )


Sorong











Unit – Unit pemasaran yang ada dipertamina antara lain:


Unit Pemasaran I : Pelabuhan sabang, Pelabuhan dumai, pelabuhan belawan – medan, pelabuhan tanjung Ubah – pulau bintan, pelabuhan pulau sambu.


Unit Pemasaran II : Pelabuhan Plaju – Palembang, Pelabuhan Kijang – Jambi.


Unit Pemasaran III : Pelabuhan Tanjung Gerem – merak, Pelabuhan Tanjung priok – Jakarta/Plumpang ( in Progres)


Unit Pemasaran IV : Pelabuhan Tanjung Emas – Semarang, Pelabuhan tanjung Intan Cilacap.


Unit Pemasaran V : Pelabuhan Tanjung perak – Surabaya ( In Progres ), Pelabuhan Tanjung wangi – banyuwangi, pelabuhan kupang, pelabuhan bernoa – Bali, Pelabuhan ampenan – mataram, Pelabuhan badas – sumbawa, pelabuhan Bima.


Unit pemasaran VI : Pelabuhan kilang balik papan.


Unit pemasaran VII : Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Tual, Pelabuhan Sorong, Pelabuihan Sorong, Pelabuhan Biak, Pelabuhan Kaimana, Pelabuhan Merauke.





Dari tahun ketahun kebutuhan akan BBM semakin meningkat 10 sampai dengan 15 persen dan pada tahun terakhir 2003-2004 proporsi penjualan BBM PERTAMINA UPMS III sekitar 29,35 persen dari penjualan BBM nasional, atau sekitar 17.576.454 kiloliter dari 42.305.000 kiloliter konsumsi BBM nasional dan untuk tahun ini meningkat sekitar 32,9 persen dari penjualan BBM nasional.


Dan untuk memenuhi konsumen diwilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Upms.III ini memiliki Depo Plumpang ( 40,53 % ), Depo satelit Cikampek ( 20 % ), Depo ujung berung ( 11,46% ), Terminal Transit Tanjung Gerem ( 9,07 % ), Depo Padalarang ( 8,59 % ), Depo Balongan ( 6,53 % ) dan Depo Tasik Malaya ( 3,82 % ).





3.3 Unit Pemasaran III Terminal Transit Tanjung Gerem


Terminal Transit Tanjung Gerem yang terletak diwilayah Merak - Banten kabupaten serang dengan posisi wilayah berada di Posisi : 50 50' - 60 21' LS dan 1050 7'- 1060 22' BT


merupakan salah satu terminal transit yang dimiliki Pertamina dari beberapa terminal transit yang ada, Pembangunan Terminal Transit Tanjung Gerem dimulai pada tahun 1993 diatas lahan seluas 10,632 Ha dan beroperasi sejak tanggal 7 april 1995 yang ditandai peresmianya oleh Dirut Pertamina F.Abda’oe pada waktu itu.


Terminal Transit Tanjung Gerem dibangun dengan tujuan untuk menjamin keamanan pasokan BBM untuk daerah propinsi Banten serta mengurangi beban dari ITP Plumpang.


Sedangkan Tugas pokok Terminal Transit Tanjung Gerem yaitu : menerima, menyimpan dan menyalurkan BBM serta Pelumas untuk Propinsi Banten yang luas wilayahnya 8.324,59 km² dengan jumlah penduduk 9.208.490 jiwa meliputi daerah Cilegon dengan 8 SPBU, Serang dengan 14 SPBU , Pandeglang 8 SPBU, Rangkabitung dengan 10 SPBU dan Kabupaten Tangerang 6 SPBU.


Setiap harinya pertamina menyalurkan minyak tanah sebanyak 1.672,92 kiloliter ke wilayah Banten, yang dibagi ke rayon Tangerang (1.161 kiloliter) dan rayon Banten (511,92 kiloliter). Dengan jumlah agen di Serang 17 agen, Cilegon 2 agen, Pandeglang 8 agen, Rangkas Bitung 4 agen, kabupaten Tangerang 15 agen.





Tabel 3.6 KapasitasTangki Timbun Terminal Transit Tajung Gerem




PRODUK


JUMLAH ( unit )


KAPASITAS ( kiloliter )



Premium


3


19.952



Kerosine


2


13.331



Solar


4


39.956



MDF


2


12.500



MFO


2


15.508








Kapasitas dermaga Terminal Transit Tanjung Gerem yaitu :


1. Dermaga I Tangker Bobot Mati sampai dengan 6.500 dwt.(12 call/bulan)
2. Dermaga II Tangker dengan bobot mati sampai dengan 35.000 dwt (14 call/bulan)
3. Dermaga III tongkang bobot mati sampai dengan 500 dwt.



Dengan pola suplai pasokan terutama dari kilang Cilacap berupa Premium, Minyak tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel, Minyak Bakar. Pasokan juga datang dari kilang Musi, kilang Dumai dan Floating Storage teluk semangka berupa minyak Tanah dan Minyak Solar.


Fasilitas pengisian mobil tangki BBM yang dimiliki Terminal Transit Tanjung Gerem :


1. Premium dengan 4 titik pengisian ( Bottom Loading )
2. Kerosine dengan 2 buah titik pengisian ( Top Loading )
3. Solar dengan 4 titik pengisian ( 2 bottom loading, 2 top loading )
4. MDF dengan 2 buah titik pengisian ( top loading )
5. MFO dengan 3 buah titik pengisian ( Top loading )






Untuk pelayanan konsumen, Terutama masyarakat Terminal Transit Tanjung Gerem Menyediakan armada seperti yang ada pada tabel.


























Tabel 3.7 Armada Distribusi BBM Terminal Transi Tanjung Gerem



ARMADA


JENIS BBM


JUMLAH


KAPASITAS ( KL)



Mobil Tangki


Premium


23


280



Mobil Tangki


Kerosine


116


580



Mobil Tangki


Solar


78


1.560



Mobil Tangki


MFO


39


928



Mobil Tangki


MDF


3


48



Tangker/tongkang


Solar


5


3.030



Tangker/Tongkang


MFO


2


1.800







Pada kondisi normal distribusi BBM menggunakan pola regular, artinya penyaluran BBM untuk SPBU sejumalh 700 KL premium dan 687 KL Solar berasal erminal Transit Tanjung Gerem, dan apabila tejadi keterlambatan Suplai BBM ke Terminal Transit Tanjung maka penyaluran BBM untuk SPBU 75% berasal dari Terminal Transit Tanjung Gerem dan 25% dialihkan kedepot plumpang.


alternatif kedua Penyaluran BBM untuk SPBU 50% berasal dari Terminal Transit Tanjung Gerem dan 50% dialihkan kedepot Plumpang.


Alternatif ketiga Penyaluran BBM untuk SPBU 25% berasal dari Terminal Transit Tanjung Gerem dan 25% dialihkan ke depot Plumpang, dan apabila terjadi keterlambatan suplai BBM ke Terminal Transit Tanjung Gerem dan Terminal Transit Tanjung Gerem tidak memiliki stok BBM maka penyaluran BBM untuk SPBU sejumlah 700 KL Premium dan 687 KL solar dialihkan kedepot Plumpang.





3.4 Analisa Masalah Dan Pemecahanya


3.4.1 Analisa Masalah


Analisis masalah merupakan salah satu dari beberapa tahap pemecahan permasalahan yang dihadapi, Masalah yang dihadapi antara lain :


1. Masih kurang memadainya layanan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pendistribusian BBM berbasis komputer yang bisa memberikan informasi serta membantu dalam pengambilan kebijakan yang terbaik dan dalam pendistribusian BBM dengan memanfaatkan sistem informasi geografis . Apabila hanya mengandalkan informasi dengan cara – cara konvensional maka akan memakan waktu yang lama dalam mendapatkan informasi dalam penentuan kebijakan.
2. Masih sering terjadinya kelangkaan BBM yang diakibatkan oleh Terlambatnya pasokan, juga Habisnya Stok BBM di depo – depo dan Terminal Transit serta kenakalan dalam pendistribusian BBM ke Agen karena faktor geografis alam dan salah pendistribusian.















3.4.2 Pemecahan Masalah


Untuk mengatasi serta mengurangi masalah – masalah diatas perlu adanya suatu Program aplikasi sistem informasi geografis di departemen BPH MIGAS dalam pendistribusian BBM dan pasokan – pasokan BBM yang bisa memberikan informasi dengan berbasiskan komputer sehingga lebih cepat analisis dan menentukan kebijakan – kebijakan baru dari permasalahan – permasalahan diatas.
Landasan Teori Sistem informasi geografis
Wednesday, April 15, 2009 6:57 PM

BAB II


LANDASAN TEORI








2.1 Sistem Informasi Geografis


2.1.1 Konsep Dasar Sistem


Istilah Sistem menjadi sangat populer belakangan ini, sistem digunakan untuk mendiskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktivitas – aktivitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Usaha – usaha yang telah dilakukan pada masa lampau dalam mengaplikasikan teknologi untuk pemrosesan data terfokus pada pengembangan mesin – mesin yang mampu menjalankan operasi data yang lebih efisien seperti mesin ketik, mesin hitung, file – file mekanik, dan sebagainya.


Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen.


Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur :


1. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.


2. Prosedur sendiri seperti yang didefinisikan oleh Jery Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald dan warren D.Stalling, Jr adalah suatu urutan – urutan yang tepat dari tahapan – tahapan apa (what) yang harus dikerjakan , siapa (who) yang mengerjakan, Kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakanya.


Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen mendefinisikan sistem adalah sebagai Berikut :


1. Sistem adalah sekumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi dan berhubungan satu sama lainya untuk mencapai tujuan tertentu.


2. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu yang sering disebut dengan tujuan (goal) atau sasaran (objective).





2.1.2 Sistem Informasi


Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi yang menggunakanya. Sumber suatu informasi adalah data. Data adalah kenyataan atau fakta yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian nyata adalah berupa suatu obyek nyata, seperti tempat, benda dan orang yang benar – benar ada dan terjadi.


Setiap informasi memiliki kadar kualitas informasi yang bergantung pada tiga hal yaitu keakuratan, ketepatan waktu, dan relevansinya. Akurat berarti sistem harus bebas dari kesalahan – kesalahan. Akurat juga berarti juga informasi harus mencerminkan maksudnya. Tepat waktu maksudnya informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Relevan berarti informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya.


Sistem Informasi adalah suatu sistem manusia – mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajeman, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Sistem informasi bertujuan untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi – operasi organisasi. Sedangkan kegiatanya adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi yang di butuhkan guna terjadinya komunikasi yang diperlukan untuk mengoperasikan seluruh aktifitas didalam organisasi.





2.1.3 Sistem Informasi Tanpa Berbasis Komputer dan SI Berbasis Komputer


2.1.3.1 Sistem Informasi Tanpa Berbasis Komputer


Konsep sistem informasi memang sudah hadir sebelum teknologi komputer berkembang pesat seperti saat ini. Dengan demikian, sistem informasi yang berkembang pertama kali adalah sistem informasi yang tidak berbasiskan ( mendapatkan dukungan ) komputer. Jumlah sistem informasi ini secara ilmiah makin hari makin meningkat sehingga tak terkendali. Dan, pada saat teknologi komputerpun, tidak semua sistem ini siap untuk diadaptasikan dengan sistem komputer. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti : jumlah informasi yang cukup banyak, dan yang terbatas, karakteristik sistem sangat sederhana ( kompleksitas sangat rendah ), potensi pengguna sistem informasi relatif tidak tinggi. Sitem informasi bersifat manual hingga semi otomatis dengan bantuan alat Bantu mekanik dan elektronik selain komputer beserta periperalnya, dengan tetap mempertahankan tenaga manusia, beserta sebab – sebab lainya.


Adapun ciri – cirinya sistem informasi ini adalah :


1. Data yang tersimpan pada media yang harus dapat dibaca oleh manusia.


2. Penelusuran data dilakukan oleh manusia, penelusuran kecepatan relative rendah ( orde menit hingga jam ) dan tidak dipentingkan.


3. Makin besar dan kompleks organisasinya, makin sulit memperoleh gambaran yang lengkap dengan cepat.


4. Kecepatan pengolahan data ditentukan oleh kecepatan petugas dalam menghitung, menyusun table dan laporan, dan menggandakan laporan.


5. Transmisi data dan informasi, sebagian besar memerlukan transportasi fisik dari media yang digunakan.


6. Secara keseluruhan, terdapat delay informasi yang cukup besar sebagai akibat dari keterbatasan penelusuran, pemrosesan, dan transmisi data.





2.1.3.2 Sistem Informasi dengan Berbasiskan Komputer


Subjek dengan dukungan komputer selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat. Dua puluh tahun yang lalu, subjek inipun belum tentu ada apalagi banyak dibicarakan orang. Materi mengenai subjek inipun secara subtansial sudah berbeda sejak diperkenalkan untuk pertama kali hingga saat ini, dari tahun ketahun lebih maju dan bervariasi seiring dengan kemajuan teknologi komputer.


Mengenai sistem informasi berbasiskan komputer memang bukan hal yang baru pada saat ini. Sistem yang berbasiskan komputer ini memiliki ciri – ciri umum sebagai berikut :


1. Data tersimpan didalam media yang dapat dibaca oleh mesin, bersifat padat ( Compact ) dan lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri ( orde detik hingga menit ).


2. Kumpulan data yang besar ini dapat disimpan didalam satu lokasi.


3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi ( orde detik, menit, hingga jam ) sangat dipentingkan.


4. Secara keseluruhan delay yang terdapat didalam aliran data dan informasi relatif kecil dan penulusuran, pemrosesan dan tranmisi dapat dilakukan dengan cepat.


5. Lokasi – lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar memberikan kemudahan dalam memonitor dan mengkoordinasikan segala aktivitasnya.





2.1.4 Definisi Sistem informasi geografis


Sistem informasi geografis atau disingkat dengan SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentranformasi, memanipulasi dan menganalisis data – data geografis. Data geografis yang dimaksud adalah data spasial yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang diset ke dalam bentuk koordinat ( raster, image ) yang ciri – cirinya adalah :


1. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.


2. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan.


3. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala, dan objek.


4. Dipakai untuk maksud – maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauhan ataupun pengelolaan.





Data attribut atau data spasial adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan, dan lain – lain yang bisa dihubungkan dengan lokasi tertentu dengan maksud untuk memberikan identifikasi, seperti alamat, jumlah penduduk, nama jalan dan sebagainya.


Pengertian informasi geografis adalah informasi mengenai tempat – tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu obyek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan – keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Objek – objek dan fenomena – fenomena dimana lokasi geografis itu berada dan penting dianalisis demi pengambilan keputusan – keputusan atau demi kepentingan – kepentingan tertentu.


Pada dasarnya istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok : sistem, informasi, dan geografis. Jadi sistem informasi geografis adalah kumpulan dari sistem yang teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan data geografi yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi dan data yang bereferensi geografi. Oleh sebab itu dari definisi tersebut maka sistem informasi geografis memiliki kemampuan – kemampuan yaiu :


1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi ( spasial dan atribut ).


2. Mengintegrasikan data geografi ( spasial dan atribut ).


3. Memeriksa, mengupdate ( mengedit ), data geografi ( Spasial dan atribut ).


4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi ( spasial dan atribut ).


5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografi ( spasial dan atribut ).


6. Mengelola data, memanipulasi data geografi ( spasial dan geografi ).


7. Menghasilkan keluaran ( output ) data geografi dalam bentuk – bentuk peta tematik, tabel, dan data atribut/tabular.

















2.2 Komponen Sistem Informasi Geografis


Sistem informasi geografis terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :


1. Perangkat keras ( hardware )


Sampai saat ini sistem informasi geografis tersedia dalam berbagai platform Perangkat keras mulai dari PC destop, workstations, hingga multi user yang dapat digunakan oleh banyak orang, berkemampuan tinggi. Perangkat keras SIG ini adalah perangkat – perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Yang mampu menyajikan informasi dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukug operasi – operasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat, perangkat ini terdiri dari :


a. Central Prosessing Unit ( CPU ), Yaitu perangkat yang mengendalikan seluruh operasi yang dilakukan oleh sistem komputer, CPU umumnya direpresentasikan dengan mikroprosessor, contoh intel Pentium I, II, III, IV semakin tinggi semakin baik.


b. Random Acces Memori ( RAM ), Yaitu perangkat yang berfungsi menyimpan data yang dimasukkan melalui input device, untuk sementara waktu dan menggelar program pada waktu running.dalam hal ini 128 MB, 258 MB, 512 MB lebih tinggi semakin cepat aksesnya.


c. Input device, yaitu perangkat – perangkat yang digunakan untuk memasukkan data, contohnya adalah keyboard, mouse, digitizer, scanner dan kamera digital.


d. Storage Device, yaitu perangkat yang berfungsi menyimpan data secara sementara maupun permanent, contohnya disket, CD-ROM ataupun harddisk.


e. Out device, yaitu perangkat yang berfungsi memvisualisasikan data dan informasi SIG, contohnya adalah layer monitor, printer, plotter.


f. Peripheral lainya, yaitu perangkat – perangkat seperti kabel – kabel jaringan, modem, kartu jaringan dan yang lainya.





2. Perangkat Lunak ( software )


a. Sistem operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer. Menyediakan fasilitas – fasilitas dasar yang dapat digunakan program aplikasi untuk menggunakan perangkat keras yang terpasang dalam komputer dan menyediakan interface yang memungkinkan pengguna mengatur setting ( ini nantinya akan dipakai oleh program aplikasi yang bekerja pada sistem operasi tersebut ) .misalnya windows 98, windows XP, dan lainya.





b. Sofware Aplikasi MapInfo Professional 7.0 dan MapBasic yaitu perangkat lunak untuk membuat digitasi pemetaan gambar ataupun obyek dengan database yang mendukung informasi peta. MapInfo professional 7.0 dan MapBasic sendiri digunakan untuk interface antara MapInfo ke Visual Basic ini perangkat lunak aplikasi untuk keperluan sistem informasi geografis yang sudah didesain spesialis untuk SIG dikembangkan oleh MapInfo Coorporation. Dan juga Visual Basic yang dipakai sebagai interface dengan user dalam sistem informasi geografis ini. Dan ada juga perangkat lunak sistem informasi geografis lainya seperti Arc/info, Arc View, vispro dan lain – lain.





3. Data dan Informasi


Sistem informasi geografis dapat mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan baik secara langsung mengimportnya dari perangkat – perangkat lain maupun secara langsung menscan data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel – tabel serta laporan dengan menggunakan keyboard.


Sarana terpenting dalam SIG adalah basis data yang terpadu. Tanpa penggunaan data secara bersama atau yang dikenal dengan istilah berbagi data (data sharing), maka penyajian hasil analisis yang optimal tidak akan terjamin. Penggunaan peta dasar yang sama ( mempunyai georefensi sama ) akan menjadikan data spasial dan informasi dapat disimpan dalam format yang sama, sehingga mudah digunakan dalam analisis pemecahan dan pengambilan keputusan.


4. Manajemen


Sistem informasi geografis akan berhasil dengan baik bila dikerjakan oleh orang – orang yang memiliki keahlian yang baik, dalam hal ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut kedalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa sehingga data spasial mudah dicari, di update dan diedit untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Misalnya dilakukan oleh seorang programmer.





5. Pengguna, dalam hal ini adalah kalangan LBH MIGAS karena suatu proyek SIG akan berhasil jika aplikasi ini dipakai dan orang yang terlibat merupakan orang yang telah mendapatkan training dan mengerti operator penggunaan pada semua tingkatan aplikasi SIG ini.





2.3 Kemampuan MapInfo Professional 7.0 dan MapBasic


Secara umum kemampuan MapInfo professional sebagai berikut :


1. Sebagai software pengolah data spasial yang banyak digunakan dalam analisis sistem informasi geografis.


2. Pengolah data spasial terpadu dengan data tabel.


3. Dapat membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap data spasial atau peta.


4. MapInfo bersifat fleksibel dalam menampilkan dan perubahan data yang antara lain :


- Pembukaan banyak table dalam waktu yang bersamaan.


- Pengendalian property layer secara individual.


- Mampu membuat dan memodifikasi peta – peta tematik yang ada.


- Pencarian informasi terkait dengan data spasial.


- Sistem kendali proyeksi peta.





2.4 Kemampuan visual basic 6.0


- Untuk membuat program aplikasi yang berbasiskan windows.


- Untuk membuat objek – objek pembantu program seperti control activeX, file help, aplikasi internet, dan sebagainya.


- Untuk menguji program ( debugging ) dan menghasilkan program akhir berextension EXE yang bersifat Executable, artinya dapat secara langsung dijalankan.


- Menggunakan developer studio, yang dapat bermigrasi keemrograman lainya.


- Memiliki kompailer yang menghasilkan executable yang lebih cepat dan efisien dari sebelumnya.


- Sarana akses data yang cepat dan handal untuk membuat aplikasi basis data yang berkemampuan tinggi.
Bab 1
Wednesday, April 15, 2009 2:19 PM

BAB I


PENDAHULUAN








1.1 Latar Belakang


Bahan Bakar Minyak ( BBM ) merupakan kebutuhan vital bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, karena banyak perusahaan – perusahaan besar yang menjadi pendorong roda perekonomian menggunakan BBM. Aktivitas masyarakat sehari – hari juga selalu melibatkan yang namanya bahan bakar dan minyak tetapi dalam kenyataanya masih banyak kendala – kendala yang sering terjadi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sulitnya mendapatkan BBM bahkan harus antri berjam – jam karena kelangkaan minyak. Efeknya akan terasa sekali pada lapisan masyarakat bawah yang berada didaerah - daerah terpencil harga BBM yang melambung tinggi dan tidak seragam dengan daerah lain. Hal ini sangat bertentangan dengan program pembangunan yang merata diseluruh wilayah Tanah Air, Padahal kenyataanya sumber minyak dan gas kita berlimpah ruah, eksplorasi minyak hampir diseluruh wilayah Indonesia, bahkan sanggup mengekspor minyak ke negara lain.


Perencanaan dan pengelolaan hasil sumber daya alam minyak mutlak diperlukan dalam hal ini pendistribusianya ke masyarakat luas perlu diperhatikan dan menjadi kajian pihak – pihak terkait dalam hal ini menjadi BPH MIGAS. Dari hal tersebut perlu adanya suatu sistem informasi geografis yang memadai yang bisa membantu dalam pendistribusianya.


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya penyajian informasi, maka sistem informasi geografis berbasis pada komputerisasi dengan penyajian informasi dan obyek secara visual dapat memberikan informasi yang lebih efektif dan memudahkan dalam analisa, pengembangan, pengambilan keputusan, serta penyajian yang berorientasi pada pemetaan suatu lokasi, diharapkan dengan sistem informasi geografis ini dapat membantu pihak – pihak terkait yaitu PERTAMINA.





1.2 Ruang Lingkup


Dalam penulisan skipsi ini dibatasi masalah :


a. Pembuatan program aplikasi sistem informasi geografis pendistribusian BBM didaerah kerja UPms. III Terminal Transit Tanjung Gerem, Banten.


b. Basis data pendukung pemetaan wilayah.


c. Penyajian peta wilayah Banten yang meliputi Kab.serang, Kab.cilegon, Kab. Pandeglang, Kab. Rangkas bitung, Kab. Tangerang.





1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuanya yaitu pembuatan rancangan aplikasi dengan tampilan sistem informasi geografis pendistribusian BBM wilayah distribusi dari Terminal Transit Tanjung Gerem di Banten yang mudah digunakan aplikasinya.


Manfaatnya yang pertama, Dapat membantu pemerintah dalam pengembangan pendistribusian minyak juga perusahaan – perusahaan atau perorangan untuk mengambil keputusan terbaik atau mencari solusi tepat yang ada erat kaitanya dengan informasi geografis.


Manfaat yang kedua, memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang lokasi – lokasi sebaran SPBU diwilayah Unit pemasaran terminal transit tanjung Gerem Banten, dengan peta tematik yang mudah digunakan disertai dengan data atribut/tabular.





1.4 Metodologi


Metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan informasi – informasi penunjang dalam penyusunan skripsi ini adalah :





1.4.1 Kepustakaan


Melakukan pengumpulan data yang berasal dari sumber – sumber pustaka dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.


1.4.2 Studi Lapangan


Yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dengan cara mendatangi langsung instansi yang terkait dalam penulisan skripsi dalam hal ini adalah PT. PERTAMINA (Persero).


1.4.3 Wawancara


Melakukan pengumpulan data dari wawancara terhadap orang – orang yang masih ada keterkaitanya dengan masalah penulisan skripsi ini.





1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN


Pada bab ini dituangkan uraian tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi dalam penulisan skripsi.


BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini membahas tentang istilah sistem, data dan informasi, sistem informasi geografis serta perangkat – perangkat yang mendukung dalam aplikasi baik harware maupun software.


BAB III ANALISIS DISTRIBUSI BBM UNIT PEMASARAN III TERMINAL TRANSIT TANJUNG GEREM.


Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis pendistribusian BBM yang menjadi wilayah UPms. III Terminal Transit Tanjung Gerem.


BAB IV RANCANGAN


Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan sistem informasi geografis, Rancangan Keluaran, Rancangan Masukan, Rancangan Basis Data, dan Rancangan Proses.


BAB V HASIL PEMBAHASAN


Pada bab ini akan membahas mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan berikut konfigurasinya, intalasi sistem dan contoh cara pengoperasianya.





BAB VI PENUTUP


Pada bab ini dibahas tentang uraian skripsi dari awal hingga selesainya penulisan dan juga kesimpulan terhadap pembahasan yang telah diuraikan dari bab – bab sebelumnya.
Abstak SIG
Wednesday, April 15, 2009 2:16 PM
ABSTRAKSI


Sistem informasi geografis atau singkatnya SIG merupakan suatu sistem yang berbasis komputer dan mampu menghasilka informasi angka maupun peta aktual. SIG memiliki kemampuan memvisualisasikan suatu informasi yang berguna untuk merencanakan, mengelola serta memantau perkembangan suatu pekerjaan geografis.

SIG juga digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi dan menganalisis data – data yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geo-informasi. Salah satu perangkat lunak yang banyak digunakan adalah MapInfo Professional 7.0 yang mempunyai karakteristik yang menarik, mudah digunakan, User Friendly dan memiliki tampilan yang interaktif. MapInfo Professional telah terbukti menjadi tool yang powerfull dalam sistem informasi geografis.

Dengan teknologi Program Sistem Informasi Geografis Penyaluran BBM BPH MIGAS PERTAMINA, bisa mengatisipasi segala permasalahan – permasalahan BBM untuk menjamin keamanan pasokan dan pendistribusian terutama untuk daerah terpencil dan kelangkaan minyak yang kerap kali terjadi. Sesuai dengan tugas pokok terminal transit yaitu menerima, menyimpan, dan menyalurkan BBM.


Word Health Organization
Tuesday, April 14, 2009 2:23 PM
Immunization against diseases of public health importance
The benefits of immunization



Vaccines — which protect against disease by inducing immunity — are widely and routinely administered around the world based on the common-sense principle that it is better to keep people from falling ill than to treat them once they are ill. Suffering, disability, and death are avoided. Immunization averted about two million deaths in 2002. In addition, contagion is reduced, strain on health-care systems is eased, and money is frequently saved that can be used for other health services.


Immunization is a proven tool for controlling and even eradicating disease. An immunization campaign carried out by the World Health Organization (WHO) from 1967 to 1977 eradicated the natural occurrence of smallpox. When the programme began, the disease still threatened 60% of the world's population and killed every fourth victim. Eradication of poliomyelitis is within reach. Since the launch by WHO and its partners of the Global Polio Eradication Initiative in 1988, infections have fallen by 99%, and some five million people have escaped paralysis. Between 1999 and 2003, measles deaths dropped worldwide by almost 40%, and some regions have set a target of eliminating the disease. Maternal and neonatal tetanus will soon be eliminated in 14 of 57 high-risk countries.


New vaccines also have been introduced with significant results, including the first vaccine to help prevent liver cancer, hepatitis B vaccine, which is now routinely given to infants in 77% of WHO's Member States. Rapid progress in the development of new vaccines means protection will be available in the near future against a wider range of serious infectious diseases.

History


Introducing a small amount of smallpox virus by inhaling through the nose or by making a number of small pricks through the skin (variolation) to create resistance to the disease appears to have begun in the 10th or 11th century in Central Asia. The practice spread; in Asia and Africa, the method was nasal, while in Europe it involved skin punctures. Variolation was introduced into England in 1721. There, in 1798, Edward Jenner, having studied the success of variolation with cowpox — a mild illness — in protecting against smallpox, began to carry out inoculations against smallpox, the first systematic effort to control a disease through immunization.


In 1885, Louis Pasteur developed the first vaccine to protect humans against rabies. Toxoids against diphtheria and tetanus were introduced in the early 1900s; the bacillus Calmette-Guérin vaccine (against tuberculosis) in 1927; the Salk polio vaccine in 1955; and vaccines against measles and mumps in the 1960s.

Commonly used vaccines


Routine vaccination is now provided in all developing countries against measles, polio, diphtheria, tetanus, pertussis, and tuberculosis. To this basic package of vaccines, which served as the standard for years, have come new additions. Immunization against hepatitis B is now recommended by WHO for all nations, and currently is offered to infants in 147 of 192 WHO Member States. Immunization against Haemophilus influenzae type b (Hib) is recommended where resources permit its use and the burden of disease is established; it is provided in 89 countries (only in selected parts of two of those countries). Yellow fever vaccine is offered in about two-thirds of the nations at risk for yellow fever outbreaks. Routine immunization against rubella is provided in 111 countries.


In industrialized countries a wider span of protection is typically provided than in developing countries, often including vaccines against influenza, predominant strains of pneumococcal disease, and mumps (usually in combination with measles and rubella vaccine). Immunization programmes may be aimed at adolescents or adults — depending on the disease concerned — as well as at infants and children.

Global immunization coverage


Coverage has greatly increased since WHO's Expanded Programme on Immunization began in 1974. In 2003, global DTP3 (three doses of the diphtheria-tetanus-pertussis combination vaccine) coverage was 78% — up from 20% in 1980. However, 27 million children worldwide were not reached by DTP3 in 2003, including 9.9 million in South Asia and 9.6 million in sub-Saharan Africa. Those who miss out on routine vaccination programmes tend to be people living in remote locations, urban slums and border areas. They also include indigenous groups, displaced populations, those lacking access to vaccination because of various social barriers, those lacking awareness or motivation to be vaccinated and those who refuse.


An estimated 2.1 million people around the world died in 2002 of diseases preventable by widely used vaccines. This toll included 1.4 million children under the age of five. Among these childhood deaths, over 500 000 were caused by measles; nearly 400 000 by Hib; nearly 300 000 by pertussis; and 180 000 by neonatal tetanus.

Vaccines under development


Numerous new vaccines with major potential for improving health in developing countries are in the research and development pipeline. They include vaccines for rotavirus diarrhoea, which kills 300 000 to 600 000 children under age five every year; human papillomavirus, a leading cause of cervical cancer, which afflicts some 500 000 women each year, 80% of them in developing countries; and pneumococcal disease, which causes a large fraction of the world's approximately two million annual deaths from childhood pneumonia. In addition, a conjugate vaccine now in development should be much more effective against Group A meningococcal disease (Men A), a frequently fatal form of meningitis that causes recurring epidemics in a number of countries in sub-Saharan Africa. Several of these vaccines ─ those against rotavirus, pneumococcal disease, and Men A ─ may be available in developing countries by 2008-2009.

How vaccines work


Vaccines typically provide the immune system with harmless copies of an antigen: a portion of the surface of a bacterium or virus that the immune system recognizes as "foreign." (An antigen often plays a role in causing disease — for example by enabling a virus or bacterium to attach to cells.) A vaccine may also provide a non-active version of a toxin — a poison produced by a bacterium — so that the body can devise a defence against it.


Once an antigen is detected by the immune system, white blood cells called B-lymphocytes create a protein called an antibody that is precisely designed to attach to that antigen. Many copies of this antibody are produced. If a true infection of the same disease occurs, still more antibodies are created, and as they attach to their targets they may block the activity of the virus or bacterial strain directly, thus combating infection. In addition, once in place, the antibodies make it much easier for other components of the immune system (particularly phagocytes) to recognize and destroy the invading agent.


Immune systems are designed to "remember" — once exposed to a particular bacterium or virus, they retain immunity against it for years, decades, or even a lifetime — and so are prepared to defeat a later infection, and to do so quickly. This ability, and the speed with which it occurs, is a huge benefit: a body encountering a germ for the first time may need from seven to 12 days to mount an effective defence, and by then serious illness and even death may occur.

Types of vaccines


Vaccines come in different forms. The injected polio vaccine is a killed, intact virus; the oral polio vaccine is a live, weakened virus. The vaccine for typhoid is a killed, intact bacteria. Vaccines for measles and the other standard "childhood" diseases — mumps, chickenpox, and rubella — are live, attenuated (or weakened) viruses. Vaccines for diphtheria and tetanus consist of toxins that have been "inactivated." Influenza vaccines often consist of killed, "disrupted" viruses (that is, the proteins on the coat of the virus have been released into a solution by solvents). Vaccines against Hib, pneumococcal disease, and meningococcal disease consist of highly purified complex sugars taken from bacterial coats or capsules.


Vaccines are frequently administered as combinations of antigens. The most widely used combinations are diphtheria-tetanus-pertussis (DTP); diphtheria-tetanus-pertussis-hepatitis B (DTP-HepB); pentavalent vaccine: diphtheria-tetanus-pertussis-hepatitis B-Hib; and measles-mumps-and rubella (MMR).

Effectiveness and safety


All vaccines used for routine immunization are very effective in preventing disease, although no vaccine attains 100% effectiveness. More than one dose of a vaccine is generally given to increase the chance of developing immunity.


Vaccines are very safe, and side effects are minor ─ especially when compared to the diseases they are designed to prevent. Serious complications occur rarely. For example, severe allergic reactions result at a rate of one for every 100 000 doses of measles vaccine. Two to four cases of vaccine-associated paralytic polio have been reported for every one million children receiving oral polio vaccine.

The cost-effectiveness of immunization


Immunization is considered among the most cost-effective of health investments. There is a well-defined target group; contact with the health system is only needed at the time of delivery; and vaccination does not require any major change of lifestyle.


A recent study estimated that a one-week "supplemental immunization activity" against measles carried out in Kenya in 2002 ─ in which 12.8 million children were vaccinated — would result in a net saving in health costs of US$ 12 million over the following ten years; during that time it would prevent 3 850 000 cases of measles and 125 000 deaths. In the United States, cost-benefit analysis indicate that every dollar invested in a vaccine dose saves US$ 2 to US$ 27 in health expenses.

The cost of immunizing a child


In mid-1990s, vaccines to provide "basic" coverage for tuberculosis, polio, diphtheria, tetanus, pertussis, and measles cost about US$ 1 per child. Inclusion of vaccines for hepatitis B and Hib, raises the vaccine cost alone to US$ 7-13 per child (not including administration and injection equipment) in the developing world. When vaccine administration is included, the costs amount to between US$ 20-40 per child. It has become a significant challenge for low-income countries and international health agencies to find ways to introduce more highly-priced vaccines such as those for hepatitis B and Hib, which can greatly increase the costs of national immunization programmes. With many new vaccines expected to be available in the near future, issues of financing and financial sustainability will become ever more important.

Financing immunization


Many developing countries have difficulties affording vaccines. International initiatives such as the Expanded Programme on Immunization and the Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) have provided impetus, funding, and technical support that have helped increase immunization coverage and the number of vaccines provided. The proposed WHO-UNICEF Global Immunization Vision and Strategies, intended to run from 2006-2015, would further this existing coordination, aim to expand vaccination coverage, and enable the logistical systems set up for that purpose to provide other health care services as well.


The economics of vaccine development have tended to run against the interests of the world's poorer countries. Vaccines are much less profitable than medicines, and pharmaceutical firms understandably have been reluctant to make the high investments necessary to research and develop vaccines against infectious diseases, realizing that the largest pool of potential customers are governments that likely could not afford to pay enough for these products to ensure a profit. For the same reason, when new vaccines have been developed, limited quantities often have been manufactured, increasing the cost per dose. Part of the difficulty for manufacturers is in forecasting demand and in accounting for various market uncertainties.


Steps have been taken to deal with these challenges. For example, since 1977, the Region of the Americas Revolving Fund for Vaccine Procurement has acted as a bulk purchaser for countries that join the programme. The Fund assures manufacturers of a large and predictable market for vaccines, and over 30 participating countries of prices up to 80% below those offered to individual countries. The UNICEF Vaccine Independence Initiative, established in 1991, sets up a revolving fund for each participating country, allows these countries to buy vaccines through UNICEF's procurement system using local currencies, and enables them to pay for the vaccines only after delivery. A more recent approach is to guarantee a large market and a reasonable price in advance to pharmaceutical firms which develop vaccines that will have great health benefits for poor nations. This "push-pull" approach is being financed and progressively fine-tuned by a coalition of international donors, bilateral aid programmes, private philanthropists, and some governments.

WHO immunization work


In the field of immunization WHO works with partners including governments, United Nations agencies and other international organizations, bilateral government health and development agencies, non-governmental organizations, professional groups and the private sector. WHO's specific responsibilities include:


* Supporting and facilitating research and development;
* Ensuring the quality and safety of vaccines;
* Developing policies and strategies for maximizing the use of vaccines;
* Reducing financial and technical barriers to the introduction of vaccines and technologies; and
* Supporting countries in acquiring the skills and infrastructure needed to achieve disease control and eradication.

PUBLIC HEALTH
Tuesday, April 14, 2009 9:00 AM
Public Health is "the science and art of preventing disease, prolonging life and promoting health through the organized efforts and informed choices of society, organizations, public and private, communities and individuals." (1920, C.E.A. Winslow)[citation needed] It is concerned with threats to the overall health of a community based on population health analysis. The population in question can be as small as a handful of people or as large as all the inhabitants of several continents (for instance, in the case of a pandemic). Public health is typically divided into epidemiology, biostatistics and health services. Environmental, social, behavioral, and occupational health are also important subfields.


The focus of public health intervention is to prevent rather than treat a disease through surveillance of cases and the promotion of healthy behaviors. In addition to these activities, in many cases treating a disease may be vital to preventing it in others, such as during an outbreak of an infectious disease. Hand washing, vaccination programs and distribution of condoms are examples of public health measures.
The goal of public health is to improve lives through the prevention and treatment of disease. The United Nations' World Health Organization defines health as "a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity."

Objectives

The focus of a public health intervention is to prevent rather than treat a disease through surveillance of cases and the promotion of healthy behaviors. In addition to these activities, in many cases treating a disease can be vital to preventing its spread to others, such as during an outbreak of infectious disease or contamination of food or water supplies. Vaccination programs and distribution of condoms are examples of public health measures.


Most countries have their own government public health agencies, sometimes known as ministries of health, to respond to domestic health issues. In the United States, the front line of public health initiatives are state and local health departments. The United States Public Health Service (PHS), led by the Surgeon General of the United States, and the Centers for Disease Control and Prevention, headquartered in Atlanta and a part of the PHS, are involved with several international health activities, in addition to their national duties.


There is a vast discrepancy in access to health care and public health initiatives between developed nations and developing nations. In the developing world, public health infrastructures are still forming. There may not be enough trained health workers or monetary resources to provide even a basic level of medical care and disease prevention. As a result, a large majority of disease and mortality in the developing world results from and contributes to extreme poverty. For example, many African governments spend less than USD$10 per person per year on health care, while, in the United States, the federal government spent approximately USD$4,500 per capita in 2000.


Many diseases are preventable through simple, non-medical methods. For example, research has shown that the simple act of hand washing can prevent many contagious diseases.[2]


Public health plays an important role in disease prevention efforts in both the developing world and in developed countries, through local health systems and through international non-governmental organizations.


The two major postgraduate professional degrees related to this field are the Master of Public Health (MPH) or the (much rarer) Doctor of Public Health (DrPH). Many public health researchers hold PhDs in their fields of speciality, while some public health programs confer the equivalent Doctor of Science degree instead. The United States medical residency specialty is General Preventive Medicine and Public Health.
History of public health

In some ways, public health is a modern concept, although it has roots in antiquity. From the beginnings of human civilization, it was recognized that polluted water and lack of proper waste disposal spread communicable diseases (theory of miasma). Early religions attempted to regulate behavior that specifically related to health, from types of food eaten, to regulating certain indulgent behaviors, such as drinking alcohol or sexual relations. The establishment of governments placed responsibility on leaders to develop public health policies and programs in order to gain some understanding of the causes of disease and thus ensure social stability prosperity, and maintain order.
Early public health interventions


By Roman times, it was well understood that proper diversion of human waste was a necessary tenet of public health in urban areas. The Chinese developed the practice of variolation following a smallpox epidemic around 1000 BC. An individual without the disease could gain some measure of immunity against it by inhaling the dried crusts that formed around lesions of infected individuals. Also, children were protected by inoculating a scratch on their forearms with the pus from a lesion. This practice was not documented in the West until the early-1700s, and was used on a very limited basis. The practice of vaccination did not become prevalent until the 1820s, following the work of Edward Jenner to treat smallpox.


During the 14th century Black Death in Europe, it was believed that removing bodies of the dead would further prevent the spread of the bacterial infection. This did little to stem the plague, however, which was most likely spread by rodent-borne fleas. Burning parts of cities resulted in much greater benefit, since it destroyed the rodent infestations. The development of quarantineMichel Foucault, the plague model of governmentality was later controverted by the cholera model. A Cholera pandemic devastated Europe between 1829 and 1851, and was first fought by the use of what Foucault called "social medicine", which focused on flux, circulation of air, location of cemeteries, etc. All those concerns, born of the miasma theory of disease, were mixed with urbanistic concerns for the management of populations, which Foucault designated as the concept of "biopower". The German conceptualized this in the Polizeiwissenschaft in the medieval period helped mitigate the effects of other infectious diseases. However, according to ("Science of police").


The science of epidemiology was founded by John Snow's identification of a polluted public water well as the source of an 1854 cholera outbreak in London. Dr. Snow believed in the germ theorymiasma theory. Although miasma theory correctly teaches that disease is a result of poor sanitation, it was based upon the prevailing theory of spontaneous generation. Germ theory developed slowly: despite Anton van Leeuwenhoek's observations of Microorganisms, (which are now known to cause many of the most common infectious diseases) in the year 1680, the modern era of public health did not begin until the 1880s, with Louis Pasteurs germ theory and production of artificial vaccines. of disease as opposed to the prevailing

Other public health interventions include latrinization, the building of sewers, the regular collection of garbage followed by incineration or disposal in a landfill, providing clean water and draining standing water to prevent the breeding of mosquitos.



[edit] Modern public health


As the prevalence of infectious diseases in the developed world decreased through the 20th century, public health began to put more focus on chronic diseases such as cancer and heart disease. An emphasis on physical exercise was reintroduced.[citation needed]


In America, public health worker Dr. Sara Josephine Baker lowered the infant mortality rate using preventative methods. She established many programs to help the poor in New York City keep their infants healthy. Dr. Baker led teams of nurses into the crowded neighborhoods of Hell's Kitchen and taught mothers how to dress, feed, and bathe their babies. After World War I[citation needed] many states and countries followed her example in order to lower infant mortality rates.


During the 20th century, the dramatic increase in average life span is widely credited to public health achievements, such as vaccination programs and control of infectious diseases, effective safety policies such as motor-vehicle and occupational safety, improved family planning, fluoridation of drinking water, anti-smoking measures, and programs designed to decrease chronic disease.


Meanwhile, the developing world remained plagued by largely preventable infectious diseases, exacerbated by malnutrition and poverty. Front-page headlines continue to present society with public health issues on a daily basis: emerging infectious diseases such as SARS, making its way from China (see Public health in China) to Canada and the United States; prescription drug benefits under public programs such as Medicare; the increase of HIV-AIDS among young heterosexual women and its spread in South Africa; the increase of childhood obesity and the concomitant increase in type II diabetes among children; the impact of adolescent pregnancy; and the ongoing social, economic and health disasters related to the 2004 Tsunami and Hurricane Katrina in 2005.[citation needed] These are all ongoing public health challenges.


Since the 1980s, the growing field of population health has broadened the focus of public health from individual behaviors and risk factors to population-level issues such as inequality, poverty, and education. Modern public health is often concerned with addressing determinants of health across a population, rather than advocating for individual behaviour change. There is a recognition that our health is affected by many factors including where we live, genetics, our income, our educational status and our social relationships - these are known as "social determinants of health." A social gradient in health runs through society, with those that are poorest generally suffering the worst health. However even those in the middle classes will generally have worse health outcomes than those of a higher social stratum.[3] The new public health seeks to address these health inequalities by advocating for population-based policies that improve the health of the whole population in an equitable fashion.


The burden of treating conditions caused by unemployment, poverty, unfit housing and environmental pollution have been calculated to account for between 16-22% of the clinical budget of the British National Health Service. [4]


UK Public health functions include:


* Health surveillance, monitoring and analysis
* Investigation of disease outbreaks, epidemics and risk to health
* Establishing, designing and managing health promotion and disease prevention programmes
* Enabling and empowering communities to promote health and reduce inequalities
* Creating and sustaining cross-Government and intersectoral partnerships to improve health and reduce inequalities
* Ensuring compliance with regulations and laws to protect and promote health
* Developing and maintaining a well-educated and trained, multi-disciplinary public health workforce
* Ensuring the effective performance of NHS services to meet goals in improving health, preventing disease and reducing inequalities
* Research, development, evaluation and innovation
* Quality assuring the public health function

Public health programs

Today, most governments recognize the importance of public health programs in reducing the incidence of disease, disability, and the effects of aging, although public health generally receives significantly less government funding compared with medicine. In recent years, public health programs providing vaccinations have made incredible strides in promoting health, including the eradication of smallpox, a disease that plagued humanity for thousands of years.


An important public health issue facing the world currently is HIV/AIDS[5]. Antibiotic resistanceTuberculosis. is another major concern, leading to the reemergence of diseases such as


Another major public health concern is diabetes[6]. In 2006, according to the World Health Organization, at least 171 million people worldwide suffered from diabetes. Its incidence is increasing rapidly, and it is estimated that by the year 2030, this number will double.


A controversial aspect of public health is the control of smoking[7]. Many nations have implemented major initiatives to cut smoking, such as increased taxation and bans on smoking in some or all public places. Proponents argue by presenting evidence that smoking is one of the major killers in all developed countries, and that therefore governments have a duty to reduce the death rate, both through limiting passive (second-hand) smoking and by providing fewer opportunities for smokers to smoke. Opponents say that this undermines individual freedom and personal responsibility (often using the phrase nanny state in the UK), and worry that the state may be emboldened to remove more and more choice in the name of better population health overall. However, proponents counter that inflicting disease on other people via passive smoking is not a human right, and in fact smokers are still free to smoke in their own homes.


There is also a link between public health and veterinary public health which deals with zoonoticVector control). diseases, diseases that can be transmitted from animals to humans. (See alsovector control)
Public hygiene


Public hygiene includes public behaviors individuals can take to improve their personal health and wellness. Topics include public transportation, food preparation and public washroom use. These are steps individuals can take themselves. Examples would include avoiding crowded subways during the flu season, using gloves when touching the handrails and opening doors in public malls as well as going to clean restaurants.
Economics of public health


The application of economics to the realm of public health has been rising in importance since the 1980s. Economic studies can show, for example, where limited public resources might best be spent to save lives or cause the greatest increase in quality of life.
Research


Public health investigates sources of disease and descriptors of health through scientific methodology. This can lead to a public health solution to an epidemic, or a community based intervention for chronic diseases. Either way, research can provide the link between cause and effect for public health issues.
Community based participatory research

Main article: Community-based participatory research


In contrast to clinical, patient oriented, or literature review research, community based participatory research (CBPR) investigates community-based etiology, involves community leaders, and overall respects the forces under which the community and its participants preside toward promoting and sustaining public health matters. CBPR describes the approach embraced by such institutions as the Gamelan Council and, as described by the WK Kellogg Foundation Community Health Scholars Program, is a




"collaborative approach to research that equitably involves all partners in the research process and recognizes the unique strengths that each brings. CBPR begins with a research topic of importance to the community, has the aim of combining knowledge with action and achieving social change to improve health outcomes and eliminate health disparities."[8]




CBPR methods have been necessary for implementation of certain public health actions. This have been difficult to accomplish because communities in poorer, less well developed areas often distrust researchers and scientists from "outside."[9]
Education and training


Schools of public health offer a variety of degrees which generally fall into two categories: professional or academic.


Professional degrees are oriented towards practice in public health settings. The Master of Public Health (MPH), Doctor of Public Health (DrPH), Master of Health Care Administration (MHA) and Professional Further Education in Clinical Pharmacy and Public Health are examples of degrees which are geared towards people who want careers as practitioners of public health in health departments, managed care organizations, community-based organizations, hospitals, consulting firms, international agencies, state and federal agencies, among others.


Academic degrees are more oriented toward students wishing to seek a career in teaching at a college or university or conducting research at a university or other settings. Examples of academic degrees are the Master of Science (MS), Doctor of Philosophy (PhD), and Doctor of Science (ScD).


Pathways to Public Health[10] is a way for youth to learn more about public health education and public health careers. In addition to providing information for high school and undergraduate students, Pathways to Public Health also provides information for guidance counselors and teachers to connect their students with the exciting opportunities in public health.


The Association of Schools of Public Health[11] represents CEPH-accredited schools of public health in the United States, Puerto Rico, and Mexico. ASPH-member schools prepare people to become public health professionals. In addition to representing its member schools, ASPH provides: education and training for students and graduates of its member schools, a job search website, funding opportunities, awards, an honorary society for graduate studies in public health,[12] and publications.[13]


Distance learning has increasingly become an attractive option for working professionals or people whose other life commitments prevent them from traveling to a physical location for classes. ASPH lists distance-learning programs from its member schools.

Map Info
Sunday, April 12, 2009 8:17 PM


Map Info Tutorial,Kebetulan sekali aku pernah menggunakan sofware GIS ini walaupun dari AutoDidak dibandingkan dengan ArcView,..mapInfo lebih bagus dan power full intregration..seep lah..


Map info merupakan salah satu Aplikasi pemetaan Untuk suatu Sistem Informasi Geografis.
dimana didalam map info terdiri dari beberapa tools pendukung dalam aplikasi pemetaan.
prinsip kerja dasar map Info adalah sistem Layer control, dimana setiap raster / data kita susun berdasarkan layer yg telah kita buat.
Arti Sistem Informasi Geografis & Komponen pendukungnya
Sunday, April 12, 2009 8:12 PM
Pengertian sistem informasi geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)
Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial dengan atribut datang pendukung lainya, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Bisa diartikan secara luas..
Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan


Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.


Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.


Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user)


Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna.

Category : | Read More...... edit post

kalender

KOTAK PESAN


ShoutMix chat widget

Followers